WANTARA, Jakarta
Sejumlah masyarakat pemohon SIM (Surat Izin Mengemudi) di berbagai daerah mulai mempertanyakan keberadaan PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara (ABB). Warga tersebut di lapangan kepada WANTARA menuturkan, terpaksa mengikuti atau masuk asuransi PT. ABB tidak lain karena terpaksa,
dan untuk mempermudah mendapatkan SIM yang dimohonkan kepada pihak Kepolisian di satuan lalu lintas. “Kenyataan di lapangan, para pemohon SIM terkesan diwajibkan untuk mengikuti asuransi yang dikelola PT. ABB, oleh pihak kepolisian.
Bukan rahasia lagi bahwa masyarakat awam yang mengurus SIM ke Kantor Polisi, diwajibkan mengikuti program asuransi itu. Jika tidak akan berdampak gagal mendapatkan SIM pada hari pengurusan itu,” ungkap sejumlah pemohon SIM yang meminta supaya namanya tidak dikorankan.
Menanggapi hal itu, Sekretaris PT. ABB, Syahril ketika dikonfirmasi di kantornya, dua pekan lalu, mengatakan, permasalahan ini seharusnya urusan Fajar Irwan, bagian pemasaran SIM AKDP. Dalam kesempatan wawancara itu, Syahril menuturkan pendapatan PT. ABB per tahun mencapai besaran Rp. 6 miliar. Dari jumlah itu katanya 60 persen untuk Polri , dan 30 persen kepada PT. Jasindo, serta 10 persen untuk kesejahteraan karyawan dan mengantisifasi klaim. (Jarliman)
Sejumlah masyarakat pemohon SIM (Surat Izin Mengemudi) di berbagai daerah mulai mempertanyakan keberadaan PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara (ABB). Warga tersebut di lapangan kepada WANTARA menuturkan, terpaksa mengikuti atau masuk asuransi PT. ABB tidak lain karena terpaksa,
dan untuk mempermudah mendapatkan SIM yang dimohonkan kepada pihak Kepolisian di satuan lalu lintas. “Kenyataan di lapangan, para pemohon SIM terkesan diwajibkan untuk mengikuti asuransi yang dikelola PT. ABB, oleh pihak kepolisian.
Bukan rahasia lagi bahwa masyarakat awam yang mengurus SIM ke Kantor Polisi, diwajibkan mengikuti program asuransi itu. Jika tidak akan berdampak gagal mendapatkan SIM pada hari pengurusan itu,” ungkap sejumlah pemohon SIM yang meminta supaya namanya tidak dikorankan.
Menanggapi hal itu, Sekretaris PT. ABB, Syahril ketika dikonfirmasi di kantornya, dua pekan lalu, mengatakan, permasalahan ini seharusnya urusan Fajar Irwan, bagian pemasaran SIM AKDP. Dalam kesempatan wawancara itu, Syahril menuturkan pendapatan PT. ABB per tahun mencapai besaran Rp. 6 miliar. Dari jumlah itu katanya 60 persen untuk Polri , dan 30 persen kepada PT. Jasindo, serta 10 persen untuk kesejahteraan karyawan dan mengantisifasi klaim. (Jarliman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar